APA ITU HISTORIA MAGISTRA VITAE?  INILAH ARTI DAN JUGA MAKNANYA


Ungkapan maupun pepatah kata ini, dibuat oleh pemikir negarawan dan filsuf zaman klasik, Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) dalam karyanya yang sebagai personifikasi sejarah didalam De Oratore.


Di dalam bahasa latin ;

- Kata Magistra Vitae yang berarti "guru kehidupan" dan,

- Kata Historia yang berarti "sejarah" sering diparafrasakan sebagai "Historia est Magistra Vitae".

Kemudian dilanjutkan dengan dua kata lagi yaitu Nuntia Vetustatis yang artinya "pesan dari masa silam".

Jadi lengkapnya adalah


"Historia Magistra Vitae, Nuntia Vetustatis yang artinya "Sejarah adalah guru kehidupan dan pesan dari masa silam".


Ungkapan lengkapnya jika sedikit diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan penyempurnaan adalah ;


``Historia vero testis temporum, lux veritatis, vita memoriae, magistra vitae, nuntia vetustatis, qua voce alia nisi oratoris immortalitati commendatur?


Sejarah adalah saksi berlalunya zaman, menerangi cahaya kebenaran, memberi kenangan kehidupan untuk diingat, sebagai guru ilmu kehidupan dan pesan dari jaman dahulu, dengan suara siapa lagi selain keabadian sang orator itu?`` | Cicero, De Oratore~

Dengan demikian, ungkapan kata ini dalam karyanya De Oratore, menjadi sebuah pengertian sejarah menurutnya.

Marcus Tullius Cicero menyampaikan juga sebuah gagasan bahwa studi tentang masa lalu harus menjadi pelajaran untuk masa depan, dan merupakan pilar penting dari Historiografi klasikal, historiografi abad pertengahan dan Historiografi Renaisans.

Ia menegaskan hikmah tentang peradaban bahwa apa yang dikatakannya adalah tidak ada ke-kini-an tanpa ke-lampau-an, dimana kedua era tersebut tidak bisa dipisahkan dalam proses sejarah kehidupan.

Indonesia terbentuk sebagai suatu bangsa memiliki peranan penting dalam merumuskan keberadaannya. Tanpa berlandas sejarah sebagai cultural symbol yang mempersatukan.

Bangsa kita mengalami kesulitan dalam merumuskan identitasnya, dan akan mudah tercerai berai.

Maka dari itulah mengapa dikatakan bahwa sejarah berfungsi sebagai alat peneguh penting bagi tegaknya suatu bangsa, untuk menjadi apa yang dikenal hingga saat ini.

Selain itu ada yang menyebutkan bahwa sejarah dipandang sebagai karya seni. Maksud dari hal ini adalah bahwa dalam penulisan suatu peristiwa sejarah erat dengan kaidah dan keindahan bahasa.

Itulah mengapa dalam penulisan sejarah dibutuhkan orang yang ahli di bidangnya.

Setiap kita berganti dan melewati waktu, waktu yang lalu adalah sejarah. Tentunya di setiap hal yang terjadi pasti terdapat hikmah dan pelajaran.

Dengan menjadikan pelajaran terhadap apa yang telah terjadi di waktu sebelumnya merupakan sejarah dalam arti subjektif.

Sejarah dalam arti subjektif merupakan hasil rekontruksi dari peristiwa sejarah yang di tuangkan dalam media kertas, camera, dan lainnya. Sering disebut juga hasil produksi sejarah yang di mana akan di hasilkan dari sebuah pemikiran rekonstruktor, sehingga setiap hasil yang di tuangkan akan menuai pandangan yang berbeda beda.

Dalam pepatah Historia Vitae Magistra merupakan sejarah dalam artian subjektif.

Karna mengajarkan kita untuk mengambil pelajaran dari setiap perstiwa yang telah terjadi dengan cara pandang yang berbeda di setiap orang, sehingga makna tersebut bersifat subjektif.

Demikian, pada akhirnya, kita mengetahui makna maupun arti dari ungkapan pepatah dari filsuf Romawi, Marcus Tullius Cicero (106-43 SM).


Jalan jalan naik mobil mewah,

Mampir ke taman melihat Jerapah.

Tetap semangat belajar sejarah,

Agar tidak salah melangkah



- M. Fahrul Rozi -

- X IPS 2 -


Komentar

Postingan Populer