Bukan Einstein,Inilah Manusia Paling Jenius

 


Menurutmu,siapakah ilmuwan paling brilian ? Apakah Nikola Tesla,Isaac Newton,atau mungkin Albert Einstein ? Jika menurutmu mereka-lah orang-orang paling cerdas,mungkin kamu akan terheran-heran dengan kisah si jenius yang satu ini. Dia seorang matematikawan terhebat,fasih 40 bahasa,dan memiliki IQ 250. Siapakah dia ? Mengapa jutaan jiwa tidak tahu tentangnya ? Bagaimana nasib hidupnya ? Check this out !!!


Pada tanggal 1 April 1898,orang yang super unik lahir di kota New York. William James Sidis namanya. Dia merupakan putra dari Boris Sidis dan Sarah Sidis. Ibunya seorang dokter yang hebat dan ayahnya adalah psikolog terkenal. 


Masa kecil yang tak biasa


Suatu hari,sang ibu melihat William menulis surat sebelum ulang tahun pertamanya. Di hari lain,ia juga melihat bayi kecil mereka sudah menggunakan sendok pada usia 18 bulan. Pada usia 4 tahun dia sudah membaca teks asli literatur horfen. Dia juga sudah merampungkan buku keempat-nya yang berjudulkan anatomi. Sadar akan putra mereka yang jenius, kedua-nya pun menghabiskan tabungan keluarga demi buah hati mereka mencari wawasan baru. 


Prestasi-prestasi gemilang 

Alhasil,di usia-nya yang ke-6 dia mampu mempelajari karya-karya Aristoteles. Ia lancar berbahasa Inggris,Rusia,Latin,Prancis,Ibrani,Turki,Armenia,dan Jerman pada usia 8 tahun. Dia juga menciptakan bahasanya sendiri,yaitu “vendergood”. Bagi siapapun,hal ini merupakan suatu keajaiban. Di usia yang sangat belia,dia mampu belajar berbagai hal dengan mudahnya. Kehebatan William tidak sampai di situ,sang ayah dengan pede-nya mendaftarkan William ke Universitas Harvard. Namun,ia ditolak karena alasan usia. 


Hingga pada akhirnya ia diterima di Harvard pada usia yang ke-11. William belajar dengan baik disana, melewati semua ujian dengan mudahnya. Dia bahkan menjadi pengajar di club matematika Harvard. Topik yang dibawakannya adalah yang tersulit,yaitu ruang 4 dimensi. Kelas-nya dihadiri oleh setidaknya 100 profesor. Mereka kagum dengan wawasan William. Mereka yakin William akan menjadi matematikawan terhebat sepanjang masa. Ia pun lulus Harvard dengan predikat cum laude pada usia 16 tahun.


Akhir yang tragis


Sayangnya, kecerdasan pengetahuan tidak dapat membantu dirinya. Semasa ia sekolah sampai lulus kuliah,ia sering mendapat perlakuan kasar dan tidak menyenangkan. Dikucilkan,diancam,dibully membuat William tak tahan dengan itu semua. Hal itu terjadi karena dia memiliki kecerdasan sosial yang sangat rendah. Dia pun menarik diri dari pergaulan sosial dan mengasingkan diri.  Hidup dalam kesendirian,bekerja dengan gaji seadanya,tidak punya teman,pacar,atau istri. Tidak ada yang tahu tentang dirinya di tahun-tahun terakhirnya.


So, sekian dulu pembahasan tentang kisah William James Sidis. Kesimpulan yang dapat diambil “Jadilah orang yang tidak hanya memiliki kecerdasan akal,tetapi juga kecerdasan sosial” Kurang lebihnya mohon maaf.


-Unknown XI IPS -


Komentar

Postingan Populer