kejatuhan ekonomi

 


Hai-hai historia reader. Mimin kembali dengan bara yang menyala, menanda semangat yang membara, bara masih nyala, waktunya memuai sejarah. Rentetan peristiwa sejarah tidak terlepas dari unsur waktu. Seperti kala itu tahun 1998. Pastinya kalau mendengar sebutan kata tahun, pasti orang orang kita terpikirkan satu hal yang terjadi pada kala itu.


Latarbelakang

Saat itu terjadi inflasi besar besaran, dan jatuhnya kurs rupiah terhadap dollar, serta terpilihnya kembali Soeharto untuk memimpin setelah berkuasa dalam tirani besi, selama 32 tahun, sehingga memicu para mahasiswa terjun langsung untuk memprotes dan menurunkan Soeharto.

Aksi ini mengubah menjadi aksi kekerasan antara aparat dan mahasiswa, Lalu aparat lah yang merespon mereka terlalu keras dan jatuhnya nyawa, seolah olah tak ada artinya maupun harganya.

Segala bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh aparat seolah media dan pers menutupi kejahatan mereka. Bahkan beberapa dari kasus seolah tidak ada titik cerahnya hingga hari yang damai ini.

Jatuhnya sang rezim ini, membuka banyak hal yang dulu disingkap beberapa poluhan tahun yang lalu, munculnya kebebasan dan pemimpin demi pemimpin berkuasa menunjukkan kembali nilai demokrasi yang telah dicekal oleh sang tirani.

Rentetan peristiwa itu kita akan tumpas satu persatu berawalan dari aspek Ekonomi terlebih dahulu yang kala itu sebagai pemicu. Sudah tau  krisis apa itu ?

Pembahasan

Krisis moneter tahun 1998 merujuk pada periode ketidakstabilan ekonomi yang melanda sejumlah negara di Asia, termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Korea Selatan. Krisis ini dimulai pada Juli 1997 dengan penurunan tajam nilai tukar mata uang Thailand, baht, yang kemudian menyebar ke negara- negara lain di Asia. Krisis moneter ini menjadi salah satu yang paling serius dalam sejarah modern Asia, dengan dampak yang merugikan masyarakat dan perekonomian yang masih terasa hingga saat ini.

Krisis moneter ini disebabkan oleh serangkaian faktor, termasuk neraca perdagangan yang buruk, tingkat utang yang tinggi, rendahnya cadangan devisa, dan kelemahan sistem perbankan. Selain itu, krisis ini juga dipicu oleh spekulasi yang berlebihan di pasar keuangan global dan oleh penarikan dana oleh investor asing yang menghasilkan penurunan nilai tukar mata uang.

Di Indonesia, krisis moneter dimulai pada Agustus 1997 dengan penurunan nilai tukar rupiah yang signifikan. Sejak itu, inflasi meningkat, harga-harga barang dan jasa naik, dan ekonomi semakin terpuruk. Pada November 1997, pemerintah Indonesia menandatangani kesepakatan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF) senilai $43 miliar.

Namun, kebijakan-kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dan IMF selama krisis ini menuai kritik keras dari masyarakat Indonesia dan banyak pihak di luar negeri. Kebijakan tersebut, antara lain, termasuk penyesuaian kurs, penurunan subsidi, dan penghematan anggaran. Kebijakan tersebut memperburuk kondisi ekonomi dan menyebabkan masyarakat miskin semakin menderita.

Krisis moneter ini menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi Indonesia dan negara-negara lain di Asia. Banyak perusahaan dan bank gagal, dan tingkat pengangguran meningkat drastis. Krisis ini juga menyebabkan kemiskinan dan ketidakstabilan politik di sejumlah negara di Asia.

Kesimpulan

Kesimpulan dari krisis moneter tahun 1998 adalah bahwa stabilitas ekonomi dan politik merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Krisis tersebut menjadi pelajaran penting bagi pemerintah Indonesia dan negara-negara lain di dunia untuk meningkatkan pengawasan terhadap sektor keuangan, menerapkan kebijakan moneter yang efektif, dan membangun fondasi ekonomi yang kuat agar dapat menghadapi tantangan global yang mungkin terjadi di masa depan.

Penulis: 
RFM
XI

Komentar

Postingan Populer